Minggu, 03 Juli 2011

Perjalanan Ke Gunung Salak 1-10 Juli 2011

Pada hari Jumat tanggal 1 Juli 2011, Bunda Ratu bersama 10 orang bhakta melakukan perjalanan ke Bogor tepatnya Gunung Salak untuk bertemu dengan spiritualis dari Bogor. Hari pertama setelah tiba di Bogor, rombongan menginap di kediaman Mamang di Kaki Gunung Salak.

suasana di kediaman Mamang

Hari kedua telah tiba, rombongan Bunda Ratu kemudian bertolak ke Pura Gunung Salak untuk melakukan piuning memohon izin kepada para leluhur dan Batara Cikal Bakal (Aki Tirem) agar semua kegiatan yang dilakukan selama di Tanah Jawa diberikan restu. Pada saat melakukan persembahyangan  di Gunung Salak, rombongan tidak bertemu dengan Mangku Gede Gunung Salak (Mangku Darsa) karena beliau sedang Kutus ke Gunung Ciremai (Cirebon). Berikut momen-momen yang kami abadikan saat berada di Gununng Salak.
Bunda sedang berkonsentrasi dan memohon restu

Para Bhakta mengikuti persembahyangan dengan sukacita

Selama 24 Jam Hari pertama di Gunung Salak kami isi dengan persembahyangan dan juga meditasi. Malam Hari berlangsung dengan memunculkan banyak cerita menarik dan juga mistis. Dimulai saat persembahyangan petang hari, ada 2 orang turis dari Holand yang ingin ikut dan dituntun oleh Bunda ratu saat bersembahyang. 



Kemudian saat bunda menceritakan misi kedatangan ke Pura Gunung Salak untuk menyampaikan sabda yang di dapat saat meditasi di Gunung Picung kepada pemangku Gunung Salak, dan belum mendapat kepercayaan sepenuhnya dari pemangku. Karena sikap pemangku tersebut sangat kaku, kami memutarkan video bagaimana sabda dari Aki Tirem melalui raga Bunda Ratu disampaikan kepada seluruh bakta saat meditasi. Kedua Pemangku Gunung Salak setelah melihat video yang diputarkan merinding dan mulai percaya atas kebenaran sabda dari Bunda Ratu (untuk video akan kami rilis). Salah Satu mangku yang tadinya kaku kemudian meninggalkan sarasehan karena ada kesibukan. Terlihat wajahnya yang malu karena sebelumnya merasa kukuh dengan pendirianya. Pemangku yang satu lagi melanjutkan perbincangan dengan Bunda Ratu. Bunda menceritakan siapakah bunda sebenarnya dan cerita (pengalaman) spiritual yang pernah dialami oleh Bunda Ratu. 1 Jam Waktu berlalu, Pemangku memohon izin untuk mepuja tepatnya pukul 22.10 WIB. Dengan sedeikit tersenyum bunda mengatakan kepada Pemangku apakah ingin ditemani bersembahyang, hal ini sangat disambut baik oleh pemangku. Nah, Ketika sang Pemangku mengatakan "Iya Bunda" lampu seluruh pura tiba-tiba padam. Sang pemangku beberapa kali mengatakan "Asampurasun" (sejenis salam dalam bahasa Sunda). Saat listrik dan lampu hidup kembali, tiba-tiba musik tetembangan jawa hidup dengan sendirinya. pemangku dan beberapa orang-orang terheran-heran. Malam tersebut diakhiri dengan persembahyangan.

Kemudian pada hari keempat di Tanah Jawa, tepatnya hari kedua di Pura Gunung Salak, acara ruatan tumpeng dari semeton di Bogor dilaksanakan pukul 17.00 WIB. Acara dilaksanakan dalam adat Jawa/Kejawen

Bersambung..............

0 Comments:

Posting Komentar