Sabtu, 22 Januari 2011

MEDITASI ANAK-ANAK TANGGAL 23 JANUARI 2010

       
Meditasi anak-anak dipimpin oleh Bunda Ratu Ardanareswari Masceti beserta Jro Mangku Diasa. Meditasi Surya Raditya ini berlangsung kurang lebih 2 jam, seperti meditasi-meditasi yang sebelumnya dilakukan, meditasi hari ini dimulai pukul 06.00 WITA. Ketika meditasi ini akan berakhir, tiba-tiba tedun Ida Batara Lingsir Pancering Jagat melalui raga Bunda ratu Ardanareswari masceti memberikan sabda. Sabda ini bertujuan untuk menyelamatkan umat manusia dari musibah yang akan datang. Dalam kesempatan ini akan diinformasikan hasil sabda asli tanpa mengubah (menambah atau mengurangi) sedikitpun. Sebagai catatan penting, sabda ini dibacakan oleh Beliau dari sebuah Lontar Niskala yang bernama “Lontar Titi Eka Suari”. Berikut sabda Beliau...

Om Awignam Astu
Om Swastyastu
Rahayu, Rahayu, Rahayu

Seandainya musibah itu ada pada diri kita, kita adalah angin....kita adalah api....kita adalah air...
Bila kita menuangkan bencana dari angin, apa yang seharusnya kita lakukan, karena bencana itu berawal dari kita...tentunya bencana itu terpikirkan, akan kemana hulu yang akan kita pinjam dan kemana hilir yang akan kita cari
Bukan sembarang bencana yg kita rencanakan, karena sesungguhnya yang kita berikan pada diri kita adalah bencana perapuhan, karena sesungguhnya diri kita tidak lagi memfungsikan...ibarat benda, apabila satu rakitan telah usang, maka ada terinisiatif untuk membenahi agar benda tersebut bisa difungsikan kembali...tetapi keusangan itu hingga berlama-lama akhirnya memunculkan angin, itulah yang menyebabkan angin yang ada pada diri kita,  menyebar dan memberikan kepada orang lain. Itulah sesungguhnya yang harus dilakukan karena sesunggahnya bencana yang diberikan adalah diri kita yang memberikan. Bila api telah membakar bagian tubuh kita, dan seandainya api adalah diri kita, kita pasti akan memilah-milah mana yang harus kita bakar, bukan semua benda yang harus kita bakar..tetapi benda yang usang itulah yang harus kita bakar..maka terjadilah pembakaran, dimana benda itu telah usang. Maka inilah adalah suatu pertanyaan pada diri kita...setelah kita membakar benda yang usang, apakah itu merupakan bencana...atau itu merupakan suatu perbaikan, apakah itu suatu peleburan,,, maka kita telah mempelajari diri kita melalui meditasi..bila kita adalah air, dimana kita tidak menghendaki air yang ada pada diri kita terlalu berlimpah...kita bukanlah loba dengan air, maka yang air pada diri kita, kita berikan pada orang lain, kita cuci pikiran-pikiran orang lain...bukan berarti kita memusuhi kotoran-kotoran itu, namun kotoran itu perlu kita bersihkan, untuk kembali menyelamatkan diri kita.,,,maka pembuangan-pembuangan air itu menuju kehilir,,,tetapi tidak semua tubuh kita adalah kotor,,,ada beberapa unsur tubuh yang tidak berfungsi, dikala ia difungsikan,,,maka kita mengambil air yang ada pada tubuh kita untuk membarsihkan kotoran-kotoran itu, maka itulah yang terjadi pada alam diri kita....alam semesta adalah bagian dari diri kita. Kepala alam semesta ada pada pikiran kita, maka bukan sembarang bencana yang kita lihat, adalah bencana yang semata-mata mengobrak-abrik tempat kita....tetapi itu adalah bagian dari pemikiran kita, apakah layak kita biarkan ketiga unsur itu akan memakan diri kita,,,maka saatnyalah sekarang kita akan membuang angin yang ada pada diri kita. Bila fungsi angin terlalu berlebihan pada diri kita....maka kita buang api bara yang  ada pada diri kita agar  tidak kita menyimpan segala sesuatu yang usang...maka kita tidak akan berdaya bila air itu berada membasahi tubuh kita berlimpah..maka kita akan membuang air tersebut untuk kita berikan kepada orang lain dalam unsur pembersihan diri...maka itulah yang sesungguhnya terjadi dalam tubuh alam sesemesta. Simpanan-simpanan yang tidak berfungsi kita alirkan sesuai dengan kebutuhan air, maka angin masih akan mengeluarkan segala sesuatu bentuk pernyataan, maka marilah kita berhati-hati untuk melihat pecahan-pecahan karena sesungguhnya angin yang muncul bukan dari atas, tetapi sesunguhnya angin yang muncul dari bawah alam semesta. Karena ia telah membuka pori-pori tanah, sehingga angin memiliki daya tarik untuk menyemburkan ke permukaan bumi kita. Maka angin akan bergoyang-goyang, akan mencirikan bahwa dimana pori-pori alam itu terbuka, maka disitulah akan terjadi tiupan-tiupan pembukaan pori-pori dari dalam...di bawah bumi kita telah terjadi bongkahan-bongkahan yang telah usang...dibawah bumi kita telah terjadi bongkahan-bongkahan yang telah usang....maka di bawah bumi kita yang akan bergerak menuju kepermukaan...maka apapun yang tersimpan di dalam tubuh bumi, maka saat dewasa kala inilah yang akan kita ketahui dengan nyata...karena tubuh tidak memfungsikan kembali, apa yang kita sebut dengan air, api, dan angin...bukan dari alam atas yang membuat kita sangat terganggu...tetapi marilah kita menundukan kepala untuk memperlihatkan siapa sebenarnya diri kita dikala kita merenungi bahasa-bahasa yang telah kita dengarkan bahwa semua bencan itu bukan datangnya dari atas kepala kita...tetapi ia adalah datang dari bawah tubuh yang sesungguhnya kita tidak ketahui, tekanan apa yang diberikan pada tubuh kita, itulah yang patut kita renungi, dikala kita melakukan meditasi...bahwa sesungguhnya titipan bencana itu adalah muncul dari diri kita, bukan dari alam semesta...karena kita adalah menghendaki kesempurnaan, kita adalah menghendaki kesehatan, dan kita adalah menghendaki kekuatan. Maka kekuatan yang paling dahsyat yang ingin kita lakukan adalah alam....
PESAN BELIAU
            Berhati-hatilah....dikala Purnama
Berhati-hatilah pada bulan purnama, jatuh pada kasanga.....sami pelancah 108 Gunung akan turun,,akan turun,,,,,,,108 Gunung pelancah akan turun menyerbu semua titik sentral yang ada di dunia.....pelancah 108 gunung semua akan berbentuk UMI..berbentuk UMI...binatang aneh kaki agak panjang,,tangan agak panjang......mulut agak panjang....mata kadang kala 1, kadang kala lebih dari 1....binatang kurus seperti belalang hijau,,,,bila menyengat mematikan nyawa....penyakit yang akan menyerang.....penyakit yang akan menyerang, yang akan terjadi kematian adalah lambung, bukan jantung...
Napi keanggen sarana katur????? (bakta bertanya kepada)
Tempeh metapak dara....pisang metambus luiring menyahnyah....tempeh metapak dara....pisang menyahnyah luiring metambus, meteet asia, mepotong asia ngiderin arah...medagingin sega bulan,,,,nasi bunder sekadi bulan meangkep taluh dadar metanceb kayu lanying, kayu melanyingin metanceb.....sekadi katik sate metanceb.....lanyingne tancebang,,,nutupin pori-pori....katik metanceb ngiderin buana,,,medaging kayu tulak, katik metanceb medaging kayu tulak,,,, kayune kayu tulak...kayune mecolek pamor.....meseet ajak katik sate,,,(ngulakang)......ngangkeb...nah ampun keangkeb mangkin...

Genahe niki,,,,yen angin dumunan,.... angin....api...toye...
Nah mangkin,,,angin di lebuh,,,api di cangkem paon,,,toyane di merajan,,sanggah...
Di lebuh,,,di cangkem paon...di merajan,,
Ngantukang OMA nggih...OMA nggih...nak OMA jak UMI ne niki sekadi balang...balang aneh nak jagi tedun...niki anak pelancah ring gununge sami jagi tedun...niki buron,,,Umi buron....buron ane mebatis berag kale lantang.....anak cangkeme lantang, lanyuk....
Nah jani kaukin malu, bhuta, kala, lan durga bucari.....
Ade buin buron care semut marupe gajah, semut marupe gajah,, semut gajah kale me.... semut,,,
to burone yen nepukin, ngeranaang irage lumpuh,,nah yen pet manggihin, cingakin semute, nak semute meleled, semut ageng merupa gajah.....sing je semut gajah,,semut ageng merupa gajah,,,,gajahe dadi semut, anak mapan semute ngalahang gajah, jani gajahe dadi semut,,,,mapan gajahe sing nyidayang ngewales semut, sing keto... gejahe dadi semut,,kale leletne sing dadi lakar engkebang.....
sapa sire sane ngenika niki manda uningin.....??? (bakta bertanya kepada Beliau)
Ane ngelahang gumine,,,,nyen ngelah gumine...(Beliu menjawab)
Betara lingsir niki?? (bakta bertanya kepada Beliau)
Anak liu anake lingsir...
Ane wenten ring pancere puniki......?? (bakta bertanya kepada Beliau)
(Beliau mengangguk)
Metaken niki batara lingsir, santukan wenten puniki pengenika taler ring pura Batu Bolong Maosang jagi wenten bencana ring Lombok sareng ring bali, bencane merupa napi punika???
Yen awak iraga angin sing keto,,yen awak merupa api, yen awak iraga yeh...kenken ngewalese ento....
Kaden sube maan tuni ento.......
Sampun..(bakta)
Men yen sing awak lakar menain, nyen lakar menain,,,??!!! nak betarane sing nyidaang  lakar menain, nak iraga lakar menain....yen pet ngenah kursi uwug, nyen lakar ngelebur???!! Sing manusane ngelebur....???!!!
Sing ade betarane lakar ngelebur...yen jalan usak ade masih anak ngelebur...masi manuse ngelebur sing keto...mekejang manuse ngelebur...sing je ade betarane lakar ngelebur...nah jani to patut katuur,,,yen duen betara,,betara kelebur sing keto, anak totonan duen betara....betara nglebur.....yen duen manuse, manuse ngelebur...
Tempehe sube maciri gumi, nak iraga nyapuhang gumi....
Nah amonto doen malu nah....

Demikianlah pesan Ida Batara Lingsir kepada para bakta Asram Bunda RAM yang sedang melakukan meditasi.  Masih disaat/waktu yang sama, Bunda Ratu kemudian menggambarkan sesajen yang harus dihaturkan untuk menanggulangi “kebrebehan” ini.

 
GAMBAR SESAJEN (BANTEN)





Catatan:
  1. Pelaksanaan pada hari Purnama jam 5 Sore (Pukul 17.00 WITA).
  2. Di atas telur dadar ditusukkan katik yang tajam ditambah kayu tulak (juga ngider bhuana). Kayu dan Katik diikat menjadi satu (9 batang kayu dan katik).
  3. Untuk Durga Bucari di Lebuh, untuk Bhuta Bucari di Sanggah/Merajan, untuk  Kala Bhucari di Cangkem Paon.

0 Comments:

Posting Komentar