SURYA RADITYA MEDITASI KALI INI DILAKSANAKAN DI TATAR GUNUNG SARI LOMBOK
WEJANGAN SANGHYANG CANDRA DIPATI
Melinggih di Taman Sari Pura Gunung Sari yang merupakan Linggih/Stana Ida Betara Lingsir Gunung Agung, Beliau menjadi jembatan berbentuk keong ( posisi peserta meditasi juga berbentuk keong ) di alam niskala yang berarti jalan dari Dasar Buana menuju Luhuring Akasa berbelok-belok sehingga sangat wajar tidak secepat yang lurus.
Jembatan /Titi ini tidak tercemar, siapapun yang mampu melaksanakan perjalanan yang mengikuti arus posisi keong ini akan juga dapat tersucikan. inilah dinamakan "tetembon "
IDA BETHARA LINGSIR GUNUNG AGUNG
Beliau berkenan hadir dimeditasi kali ini karena memang sedang kembali dari pertemuan majelis para dewa dan leluhur di gunung Perca ( niskala ) ditandai kembalinya beliau dengan gempa skala 6.4 s.r .
Piteket :
Pemedek yang datang ke Luhur Gunung Sari agar sembahyang dulu dilawangan,kemudian menyucikan diri di taman sari selanjutnya baru munggah ke luhur gunung sari.
Agar di pura ini dibuatkan pagar/penyengker karena sudah berbentuk segi empat (4 ) catur laba.
Jumat, 19 Februari 2010
Diposting oleh
Asram Bundan RAM
di
18.29
MEDITASI RADITYA Tanggal 20 SEPTEMBER 2009
MEDITASI RADITYA Tanggal 13 SEPTEMBER2009
MEDITASI KALI INI Diikuti oleh anak -anak dibawah 20 tahun
WEJANGAN SANGHYANG KUMARA
Sanghyang Kumara tinggal di pepulesan /tempat tidur kita masing - masing, dengan wejangan sbb;
- tidak boleh berbuat salah
- selalu berbuat baik
- tidak boleh bermain - main atau bercanda ditempat tidur
- bersihkan tempat tidur setelah bangun tidur
- tempat tidur tidak boleh tinggi ( 3 lengkat )
- orang tua dan anak tidur harus pisah
- Bantal Guling sebagai keseimbangan purusa pradana
- tepuk bantal 3 kali kalau bangun dan mau beranjak tidur
- selalu menyanyikan lagu - lagu
Ciri- ciri kesukaan Sanghyang kumara:
1. Besi tajam / pisau
2. Bekel - bekelan; manisan, oleh - oleh kecil
3. dialasi kain putih
4. Kotak kecil untuk canang sari
Piteket Sanghyang Kumara :
Badan ini hanyalah pinjaman maka selalulah menjaga dan memelihara dengan baik agar ketika diambil lagi sama pemiliknya dalam keadaan baik.
Kalau anak yang nakal dan sakit - sakitan berarti tidak ingat dengan Sanghyang Kumara.
Tidak boleh memberikan anak makan ditempat tidur, ngeletehin
Kalau anak ( bayi )meninggal tidak perlu diaben, karena masih keadaan bersih/suci
( kurang 12 hari umurnya ) ; antukang ke ibu pertiwi
SANGHYANG RANGU SUBAKTI
Melinggih di periyangan pada sanggah upasaksi, sebagai pengiring utama Bathara Semua, dan selalu membagikan sesuatu kepada para subakti ( bhakta ).
Piteket ;
Sikap sempurna kalau sembahyang dengan ; ngewangsuh tangan, berkumur, asepang tangan, posisi dan bersembahyang dengan tidak tergesa -gesa agar permohonannya tercapai.
Posisi tangan pada acara sembahyang :
- Sesama di uluhati tetapi lepas dari dada
- Atma di uluhati lengket dengan dada
- Dewa/Betara /Tuhan di siwa dwara
- Sujud ke Pertiwi
Subakti berarti : berbicara yang baik, berlaksana yang baik dan berpikir yang baik.
Selanjutnya para peserta meditasi di tapak oleh angyhang Ranu Subakti dengan tapak yang berbeda - beda.
Beliau berpesan kali ini masih memegang tanggungjawab mengawal Ida Bethara Mekabehan mengadakan pertemuan majelis di Gunung Perca ( meruning gunung di niskala )
Label: Meditasi Gabungan
0 Comments:
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar