Jumat, 19 Februari 2010

MEDITASI RADITYA Tanggal 20 SEPTEMBER 2009

SURYA RADITYA MEDITASI KALI INI DILAKSANAKAN DI TATAR GUNUNG SARI LOMBOK

WEJANGAN SANGHYANG CANDRA DIPATI


Melinggih di Taman Sari Pura Gunung Sari yang merupakan Linggih/Stana Ida Betara Lingsir Gunung Agung, Beliau menjadi jembatan berbentuk keong ( posisi peserta meditasi juga berbentuk keong ) di alam niskala yang berarti jalan dari Dasar Buana menuju Luhuring Akasa berbelok-belok sehingga sangat wajar tidak secepat yang lurus.
Jembatan /Titi ini tidak tercemar, siapapun yang mampu melaksanakan perjalanan yang mengikuti arus posisi keong ini akan juga dapat tersucikan. inilah dinamakan "tetembon "


IDA BETHARA LINGSIR GUNUNG AGUNG

Beliau berkenan hadir dimeditasi kali ini karena memang sedang kembali dari pertemuan majelis para dewa dan leluhur di gunung Perca ( niskala ) ditandai kembalinya beliau dengan gempa skala 6.4 s.r .

Piteket :
Pemedek yang datang ke Luhur Gunung Sari agar sembahyang dulu dilawangan,kemudian menyucikan diri di taman sari selanjutnya baru munggah ke luhur gunung sari.

Agar di pura ini dibuatkan pagar/penyengker karena sudah berbentuk segi empat (4 ) catur laba.

MEDITASI RADITYA Tanggal 13 SEPTEMBER2009

MEDITASI KALI INI Diikuti oleh anak -anak dibawah 20 tahun

WEJANGAN SANGHYANG KUMARA

Sanghyang Kumara tinggal di pepulesan /tempat tidur kita masing - masing, dengan wejangan sbb;
- tidak boleh berbuat salah
- selalu berbuat baik
- tidak boleh bermain - main atau bercanda ditempat tidur
- bersihkan tempat tidur setelah bangun tidur
- tempat tidur tidak boleh tinggi ( 3 lengkat )
- orang tua dan anak tidur harus pisah
- Bantal Guling sebagai keseimbangan purusa pradana
- tepuk bantal 3 kali kalau bangun dan mau beranjak tidur
- selalu menyanyikan lagu - lagu

Ciri- ciri kesukaan Sanghyang kumara:
1. Besi tajam / pisau
2. Bekel - bekelan; manisan, oleh - oleh kecil
3. dialasi kain putih
4. Kotak kecil untuk canang sari

Piteket Sanghyang Kumara :

Badan ini hanyalah pinjaman maka selalulah menjaga dan memelihara dengan baik agar ketika diambil lagi sama pemiliknya dalam keadaan baik.
Kalau anak yang nakal dan sakit - sakitan berarti tidak ingat dengan Sanghyang Kumara.

Tidak boleh memberikan anak makan ditempat tidur, ngeletehin
Kalau anak ( bayi )meninggal tidak perlu diaben, karena masih keadaan bersih/suci
( kurang 12 hari umurnya ) ; antukang ke ibu pertiwi


SANGHYANG RANGU SUBAKTI

Melinggih di periyangan pada sanggah upasaksi, sebagai pengiring utama Bathara Semua, dan selalu membagikan sesuatu kepada para subakti ( bhakta ).

Piteket ;
Sikap sempurna kalau sembahyang dengan ; ngewangsuh tangan, berkumur, asepang tangan, posisi dan bersembahyang dengan tidak tergesa -gesa agar permohonannya tercapai.

Posisi tangan pada acara sembahyang :
- Sesama di uluhati tetapi lepas dari dada
- Atma di uluhati lengket dengan dada
- Dewa/Betara /Tuhan di siwa dwara
- Sujud ke Pertiwi

Subakti berarti : berbicara yang baik, berlaksana yang baik dan berpikir yang baik.

Selanjutnya para peserta meditasi di tapak oleh angyhang Ranu Subakti dengan tapak yang berbeda - beda.

Beliau berpesan kali ini masih memegang tanggungjawab mengawal Ida Bethara Mekabehan mengadakan pertemuan majelis di Gunung Perca ( meruning gunung di niskala )

0 Comments:

Posting Komentar