Selasa, 20 April 2010
Dalam ajaran agama Hindu, Dewa Siwa adalah manifestasi dari Tuhan Yang Maha Esa sebagai pelebur, melebur segala sesuatu yang sudah usang dan tidak layak berada di dunia fana lagi sehingga segala ciptaan Tuhan tersebut harus dikembalikan kepada asalnya (Tuhan). Dewa Siwa (bahasa Sansekerta: शिव atau श्रीशिव, Śiva), kadangkala ditulis Shiva atau Çiwa menurut ejaan bahasa Inggris, adalah salah satu dewa utama (Trimurti) dalam agama Hindu yang berjumlah tiga. Kedua dewa lainnya adalah Brahma dan Wisnu.
Karakteristik
Umat Hindu, khususnya Hindu India, meyakini bahwa Dewa Siwa memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan karakternya, yakni:
|
|
Orang bijaksana memberinya gelar dewa angin dan dewa cinta kasih. Ia tampak sebagai dewa yang memancarkan kasih sayang kepada makhluk hidup. Sebaliknya bagi orang yang hidupnya penuh dosa, ia tampak sebagai dewa yang menyeramkan, matanya melotot dan memegang banyak senjata, seolah-olah hendak membinasakan apapun yang ada dihadapannya.
Dewa Siwa memiliki sakti Dewi Uma dan Dewi Durgha. Dewi Uma merupakan dewi yang tampak sangat cantik dan lemah lembut sedangkan Dewi Durgha merupakan dewi kematian yang tampak menyeramkan, mata melotot dan tangannya penuh senjata.
Oleh umat Hindu Bali, Dewa Siwa dipuja di Pura Dalem, sebagai dewa yang mengembalikan manusia ke unsurnya, menjadi Panca Maha Bhuta. Dalam pengider Dewata Nawa Sanga, Dewa Siwa menempati arah tengah dengan warna panca warna. Ia bersenjata padma dan mengendarai lembu Nandini. Aksara sucinya I dan Ya. Ia dipuja di Pura Besakih.
Dalam tradisi Indonesia lainnya, kadangkala Dewa Siwa disebut dengan nama Batara Guru.
Putera
Menurut cerita-cerita keagamaan yang terdapat dalam kitab-kitab suci umat Hindu, Dewa Siwa memiliki putera-putera yang lahir dengan sengaja ataupun tidak disengaja. Beberapa putera Dewa Siwa tersebut yakni:
- Dewa Kumara (Kartikeya)
- Dewa Kala
- Dewa Ganesa
Label: DEWA SIWA
0 Comments:
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar